Friday, Dec 23rd, 2011

Friday, Dec 23rd, 2011. Hari ini aku pulang ke kota yang telah membesarkanku. Sebuah kota yang cukup dikagumi banyak orang karena sejarahnya. Setelah kejadian di Hotel Yamato, lalu kejadian 10 November puluhan tahun silam itu, nama kota itu menjadi terkenal di seluruh nusantara. Ya, Surabaya, itulah kota yang telah membesarkanku.

Monumen Tugu Pahlawan, Surabaya

Hari ini aku pulang, aku mempunyai cukup waktu libur untuk bisa kuhabiskan bersama orang-orang di rumah. Liburku sekitar 2 minggu lamanya. Kali ini aku pulang menggunakan alat transportasi umum yang sepengetahuanku merupakan alat transportasi termurah untuk perjalanan Jakarta-Surabaya.
Ya, kereta api lah transportasi umum yang kugunakan untuk pulang kali ini, lebih spesifiknya, -untuk mencocokkan dengan statetement tentang transportasi umum termurah yang kutahu- kereta api kelas ekonomi. Sebenarnya, kereta api, apalagi kelas ekonomi bukanlah prioritas pilihan transportasi umum untuk pulang ke Surabaya untukku. Karena, berdasarkan pengalamanku sebelumnya, lama waktu perjalanan yang harus kutempuh saat menggunakan kereta api itu 14 jam lebih, melelahkan sekali, walaupun dalam perjalanan tidak sebosan saat naik pesawat. Kali ini aku pulang menggunakan kereta api, kelas ekonomi, ada sedikit keterpaksaan memang, tapi, itulah yang harus kulakukan saat itu. Alat transportasi umum lainnya tak akan menjual tiket dengan harga murah untuk tanggal-tanggal sedekat itu. Jadi, ya sudahlah, daripada saat natal jauh dari rumah, mending pulang meskipun pakai kereta api ekonomi.

Kereta Api Kertajaya

Hmm, curcol gajelasnya sampai disini dulu ya. Sekarang ke bagian seriusnya dulu.

Aku tidak cukup sering bepergian dari Jakarta-Surabaya menggunakan kereta api, apalagi kelas ekonomi. Bukan karena aku terlalu gengsi, atau aku terlalu sombong, atau apalah itu, tapi, selain perjalanannya yang menurutku sangat lama, aku juga tak tahan dengan sistem sirkulasi udara yang ada jika harus menggunakan kereta api kelas ekonomi.

Semenjak sampai di stasiun, aku sudah cukup kesal dengan lingkungan di sekitarku. Berkali-kali aku melihat papan larangan merokok, denda apabila merokok, dll. papan-papan itu dibuat dengan tulisan yang cukup besar, cukup jelas bahkan untuk kubaca tanpa kacamata. Tetapi, entah dasar memang negara kita yang masih dipenuhi orang-orang buta huruf, atau negara ini sudah dipenuhi orang-orang yang tidak mau mematuhi peraturan, atau apa. Dibawah papan itu, kuperjelas, DIBAWAH PAPAN ITU, papan yang menyatakan DILARANG MEROKOK, ada dua orang, satu orang tua, dan yang satu lagi lebih muda, yang dengan nikmatnya menghisap rokok mereka, tanpa memperdulikan tulisan papan di atasnya, atau orang-orang disekitarnya, yang terganggu karena asap rokok yang dihisapnya.

Contoh papan larangan merokok

Ada apa ini sebenarnya? APA guna papan larangan itu? APA guna denda itu? Kenapa orang-orang seperti itu masih banyak berkeliaran di tempat-tempat umum seperti itu? Bukankah smoking room sudah disediakan tempat tersendiri? Kenapa perokok-perokok itu masih berkeliaran? Bahkan masih dengan santainya merokok di bawah papan pengumuman? Bukan hanya di stasiun saja, bahkan, di gerbong keretapun, saat kereta melakukan perjalanan, banyak orang dengan santainya dan dengan nikmatnya menghisap rokok, padahal di ujung gerbong terdapat tulisan larangan merokok yang sangat jelas sekali tertulis, meskipun dilihat dari ujung gerbong yang jauh. ADA APA dengan INDONESIA dan PEROKOK-PEROKOKNYA? Mengapa papan-papan larangan itu hanya berfungsi layaknya formalitas, bahkan pajangan hiasan tempat umum semata?

Merokok itu memang pilihan, itu juga hak seseorang. Tetapi, sebagai manusia, HEI PEROKOK yang suka SEMBARANGAN! DIMANA LETAK KEMANUSIAAN KALIAN, jika kalian katakan rokok adalah hak kalian, ya, aku setuju dengan itu, aku mau dukung kalian untuk itu. Tetapi tidak untuk kemudian dengan seenaknya kalian menjajah tempat-tempat yang seharusnya bebas rokok dengan asap rokok kalian.

Aku tahu, BANYAK diantara kalian sudah mengetahui apa bahaya rokok, buruknya bagi kesehatan, dan juga efek-edek buruk lainnya. Aku tahu, banyak dari kalian yang ingin berhenti dari rokok, hanya saja kalian tak mampu. Tapi, apa itu berarti kemudian KALIAN bisa dengan bebas memaksa kami ikut menghirup asap rokok kalian? Lupakah kalian, berapa banyak jiwa yang telah MATI menjadi PEROKOK PASIF karena ulah kalian?

Entah apa lagi yang harus kutulis dalam tulisan ini, aku sudah cukup muak membahas perokok yang sembarangan merokok di tempat-tempat umum dimana tertulis jelas peraturan larangan merokok. Bagi para perokok, tulisan ini hanya kutujukan pada mereka, para perokok yang cuek, apatis dengan lingkungan sekitarnya, dan tidak mentolerir hak orang lain untuk mendapat udara bebas asap rokok dengan merokok secara sembarangan di tempat yang seharusnya bebas rokok. Jadi, jika kalian bukanlah orang seperti itu bersyukurlah, dan BERHENTILAH merokok. Jika kalian adalah perokok yang kumaksud dalam tulisan ini, BERHENTILAH, atau setidaknya, jauhilah kami, orang-orang yang tak menginginkan udara bebas rokok. Udara bersih adalah BARANG PUBLIK Bung, barang yang seharusnya tanpa persaingan dapat diperoleh dengan mudah. Yang menjadi barang privat karena kalian cemari dengan asap rokok kalian.

Dan satu hal terakhir, UNTUK SEMUA PEROKOK.

BELIEVE IT OR NOT, salah satu penyebab negara kita banyak orang miskin adalah ROKOK.



Sekian curcol gajelasku yang update langsung via gerbong kereta api kelas ekonomi. Bahasan tentang rokok yang lebih mendetail lagi kuposting kapan-kapan aja deh ya.

2 comments:

setuju.. bahkan tubuh para perokok akan senang sekali jika perokok tsb berhenti sehari saja. apalagi berhenti selamanya. Marilah menyenangkan tubuh kita sendiri.. :D

Salam Blogger STAN!
ditunggu kunjungan baliknya... :D

January 21, 2012 at 3:36 PM comment-delete

salam blogger STAN.. menarik sekali
visit balik yah....

January 29, 2012 at 10:20 AM comment-delete

Post a Comment